Sabtu, 13 September 2014

seminggu disini


Jambi, 01:26 07/09/2014
Tidak terasa sudah satu minggu aku di jambi dan kesan pertama yang biasa orang jawa katakan setelah di Tanya tentang jambi  adalah “panas” yah memeng hawa di sini terasa sangatlah panas  (lebai)
Di lihat dari segi geografis jambi memang lebih dekat dengan garis khatulistiwa dari pada di kab purworejo, yang katanya garis khatulistiwa itu lintasan matahari (ada lampu bang jo gak ya ????? h h h h)
Yang kalau aku taksir suhu di sini antara 500 c – 800c ( he he he gak segitunya juga kelesss).
Dan selama satu minggu ini aku masih tinggal bersama kakak pertamaku karena memang aku belum mendapat informasi akan tidur dan makan di mana dan bersama siapa, kalau kata kakakku aku akan tinggal di asrama pondok bersama santri2 pondok sini dan itu menunggu keputusan dari muasis ponpes ini yiatu KH Syarif Hidayatulloh yg merupakan salah satu putra dari Pengasuh ponpes Ibu Nyai H Bariyah.
Dan selama seminggu ini juga hidupku  seperti ayam potong (jawa “pitek pedaging”) bagaimana tidak, selama satu minggu aku Cuma makan, tidur, BAB (jawa “madang, ng*s*ng, turu) lama2 bisa gemuk ni dan siap di potong heheheh , itu itu aja, kalau ada kegitan paling Cuma bantu mbak isti (istri kakak) nyuci piring dan nyuci baju aku sendiri he ehe he.... dan semoga gak terlalu lama deh gitu mulu takut jadi ayam potong beneran >:<>:<L:+){.
Katanya sih kuliahnya akan di mulai hari senin besok, maklum lah ini kan kelas pertama pembukaan universitas di pondok ini, untung juga bagiku karena tidak puya senior dan gak ada yang namanya ospek he he he he dan satu lagi yang membuat aku sangat beruntung (الحمد لله ) kulinya di gratiskan oleh beliau KH Syarif Hidayatulloh dan itu berlaku untuk semua calon mahasiswa angkata pertama.
Ngomong –ngomong masalah beruntug hidup ini selalu beruntung, dapet ijazah SMA aja aku gak nyangka soanya dulu gak ada niat ngelanjutin sekolah, aku ini tipe orang penurut (gayane) apapun yang orang tua arahkan aku jalanin aja di suruh nyantri setelah SMP ya aku jalanin, mulai mondok akhir tahun 2006 dan gak nyangka setelah 2 tahun (2009) di pondok ada program sekolah SMA terbuka ( namanya aneh) kenapa gak SMA kilat aja ya ????
Di sekolah itu aku dan kwn-kwn (kawan-kawan bukan kawin-kawan) mendapat materi pelajaran Cuma hari jum’at aja (enak kan ?? he he he) karena jum’at adalah hari libur bagi para santri salafi, dan itupun aku gak selalu ikut entah sedang betmut (bahasa apa tuu??) atau ketiduran karena mulai pelajaran jam 1 siang yang biasanya santri tidur di jam jam segitu, dan alahamdulillah 5 tahun kemudiann aku masih bertahan di pesanten dan otomatis selesai juga SMA Terbukanya dan lulus dengan nilai yang sangat memprihatinkan, lihat ini:
Bahasa indo: 7,0                            Ekonomi: 5,5
Bahasa inggris: 5,5                            Sosiologi: 6,0
Matematika: 4,2                            Geografi: 6,9
Dan yang lebih parahnya lagi itu merupakan nilai akhir setelah di kalkulasi dengan nilai ujian sekolah (ya ampuuuun), dan untuk nilai ujian nasionalnya gak mungkin aku tulis karena akan sangat memalukan ( ya alloh ampunilah hambamu ini….)
dan perlu di ketahui selama 3 tahun aku sekolah SMA + dapet Ijazah aku Cuma ngeluarin duit Rp.270.000 (ambil ijazah) dan Rp.25.000 (foto untuk ijazah).
emang yang namanya orang pinter itu kalahnya sama orang bejo (beruntung) makanya aku gak mau jadi orang pinter aku maunya jadi orang pinter+bejo amiiiin, percuma jadi orang pinter tapi sial mulu he he he…
tahun ke-5 (2011) aku di pesantren, di tahun itu aku lulus SMA+lulus Madrasah (alfiyah) karena program madrasahnya sampai kelas 5.
Selama 3 tahun setelah lulus SMA+selesai madrasah gak terfikir akan melanjutkan mondok lagi ke pondok lain apalagi kuliah di universitas yang notabennya (bahasa apa lagi tuuu??) keluargaku adalah keluarga low-and (kayak Hp aja he he) sampai akhirnya di tahun 2014 ini kakak memberi kabar kalau di pondok ini akan membuka universitas baru dan mahasiswa angkatan pertama akan di bebaskan dari biaya (الحمد لله) dengan syarat harus membantu kegiatan di pondok (entah kegiatanya apa aku juga belum tahu) tanpa mikir terlalu lama apalagi sampai berbulan-bulan (kayak mau meried aja) akupun tertarik apalagi sama sekali aku belum pernah menginjakan kaki di tanah jambi yang warnanya merah (gak semerah darah juga sih) padahal semua keluargaku pernah, setelah mendapat restu orang tua dan abah KH Ahmad Said Asrori (pengasuh pondok) aku pun berangkat bersama saudaraku yang asli jambi pada hari selasa 26/8/2014 10:00am dan tidak di sangka di hari itu kami ketiban sial kami harus menunggu bis sampai ber jam-jam dan batang sepionnya pun gak nongol-nongol, 6 jam berlalu kesabaran pun sudah habis  jam 04:00pm kami meminta uangnya kembali dan berniat mencari bis lain tapi sayang uangnya hanya bias cair esok hari (huh parah) terpaksa kami nginap di terminal (kenangannya badan sakit semua karena tidur di kursi panjang tapi tidak rata) keesokan harinya mencari bis lain dan dapet bis yang sampai ke jambi tapi jam 06:00pm (sial lagi) bayangkan sudah nginap semalaman kami harus nunggu lagi sampai sore selama ±12 jam, akhirnya sambil nunggu kamipun jalan2 ke alun-alum purworejo karena bertepatan dengan acara karnafal, dan ini fotonya:




Dan alhamdulillah pada hari jum’at 29/8/2014 10:00am kami sampai di jambi ,dan sekarang aku siap menjadi mahasiswa yang baik dan patuh pada dosen dan menjadi santri baru lagi di pondok baru. N see you nexs week. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar