Jambi, 01:26 07/09/2014
Tidak terasa sudah satu minggu aku di jambi dan kesan pertama yang biasa
orang jawa katakan setelah di Tanya tentang jambi adalah “panas” yah memeng hawa di sini terasa
sangatlah panas (lebai)
Di lihat dari segi geografis jambi memang lebih dekat
dengan garis khatulistiwa dari pada di kab purworejo, yang katanya garis
khatulistiwa itu lintasan matahari (ada lampu bang jo gak ya ????? h h h h)
Yang kalau aku taksir suhu
di sini antara 500 c – 800c ( he he he gak segitunya juga
kelesss).
Dan selama satu minggu ini
aku masih tinggal bersama kakak pertamaku karena memang aku belum mendapat
informasi akan tidur dan makan di mana dan bersama siapa, kalau kata kakakku
aku akan tinggal di asrama pondok bersama santri2 pondok sini dan itu menunggu
keputusan dari muasis ponpes ini yiatu KH Syarif Hidayatulloh yg merupakan
salah satu putra dari Pengasuh ponpes Ibu Nyai H Bariyah.
Dan selama seminggu ini juga hidupku seperti ayam potong (jawa “pitek pedaging”)
bagaimana tidak, selama satu minggu aku Cuma makan, tidur, BAB (jawa “madang,
ng*s*ng, turu) lama2 bisa gemuk ni dan siap di potong heheheh , itu itu aja,
kalau ada kegitan paling Cuma bantu mbak isti (istri kakak) nyuci piring dan
nyuci baju aku sendiri he ehe he.... dan semoga gak terlalu lama deh gitu mulu
takut jadi ayam potong beneran >:<>:<L:+){.
Katanya sih kuliahnya akan di mulai hari senin besok,
maklum lah ini kan kelas pertama pembukaan universitas di pondok ini, untung
juga bagiku karena tidak puya senior dan gak ada yang namanya ospek he he he he
dan satu lagi yang membuat aku sangat beruntung (الحمد لله ) kulinya di gratiskan oleh beliau KH Syarif Hidayatulloh dan
itu berlaku untuk semua calon mahasiswa angkata pertama.
Ngomong –ngomong masalah beruntug hidup ini selalu
beruntung, dapet ijazah SMA aja aku gak nyangka soanya dulu gak ada niat
ngelanjutin sekolah, aku ini tipe orang penurut (gayane) apapun yang orang tua
arahkan aku jalanin aja di suruh nyantri setelah SMP ya aku jalanin, mulai
mondok akhir tahun 2006 dan gak nyangka setelah 2 tahun (2009) di pondok ada
program sekolah SMA terbuka ( namanya aneh) kenapa gak SMA kilat aja ya ????
Di sekolah itu aku dan kwn-kwn (kawan-kawan bukan
kawin-kawan) mendapat materi pelajaran Cuma hari jum’at aja (enak kan ?? he he
he) karena jum’at adalah hari libur bagi para santri salafi, dan itupun aku gak
selalu ikut entah sedang betmut (bahasa apa tuu??) atau ketiduran karena mulai
pelajaran jam 1 siang yang biasanya santri tidur di jam jam segitu, dan
alahamdulillah 5 tahun kemudiann aku masih bertahan di pesanten dan otomatis
selesai juga SMA Terbukanya dan lulus dengan nilai yang sangat memprihatinkan,
lihat ini:
Bahasa indo:
7,0 Ekonomi: 5,5
Bahasa inggris:
5,5 Sosiologi: 6,0
Matematika:
4,2 Geografi: 6,9
Dan yang lebih parahnya lagi
itu merupakan nilai akhir setelah di kalkulasi dengan nilai ujian sekolah (ya
ampuuuun), dan untuk nilai ujian nasionalnya gak mungkin aku tulis karena akan
sangat memalukan ( ya alloh ampunilah hambamu ini….)
dan perlu di ketahui selama 3
tahun aku sekolah SMA + dapet Ijazah aku Cuma ngeluarin duit Rp.270.000 (ambil
ijazah) dan Rp.25.000 (foto untuk ijazah).
emang yang namanya orang
pinter itu kalahnya sama orang bejo (beruntung) makanya aku gak mau jadi orang
pinter aku maunya jadi orang pinter+bejo amiiiin, percuma jadi orang pinter
tapi sial mulu he he he…
tahun ke-5 (2011) aku di
pesantren, di tahun itu aku lulus SMA+lulus Madrasah (alfiyah) karena program madrasahnya
sampai kelas 5.
Selama 3 tahun setelah lulus SMA+selesai madrasah gak terfikir akan
melanjutkan mondok lagi ke pondok lain apalagi kuliah di universitas yang
notabennya (bahasa apa lagi tuuu??) keluargaku adalah keluarga low-and (kayak
Hp aja he he) sampai akhirnya di tahun 2014 ini kakak memberi kabar kalau di
pondok ini akan membuka universitas baru dan mahasiswa angkatan pertama akan di
bebaskan dari biaya (الحمد لله) dengan syarat harus
membantu kegiatan di pondok (entah kegiatanya apa aku juga belum tahu) tanpa mikir
terlalu lama apalagi sampai berbulan-bulan (kayak mau meried aja) akupun
tertarik apalagi sama sekali aku belum pernah menginjakan kaki di tanah jambi
yang warnanya merah (gak semerah darah juga sih) padahal semua keluargaku
pernah, setelah mendapat restu orang tua dan abah KH Ahmad Said Asrori
(pengasuh pondok) aku pun berangkat bersama saudaraku yang asli jambi pada hari
selasa 26/8/2014 10:00am dan tidak di sangka di hari itu kami ketiban sial kami
harus menunggu bis sampai ber jam-jam dan batang sepionnya pun gak
nongol-nongol, 6 jam berlalu kesabaran pun sudah habis jam 04:00pm kami meminta uangnya kembali dan
berniat mencari bis lain tapi sayang uangnya hanya bias cair esok hari (huh
parah) terpaksa kami nginap di terminal (kenangannya badan sakit semua karena
tidur di kursi panjang tapi tidak rata) keesokan harinya mencari bis lain dan
dapet bis yang sampai ke jambi tapi jam 06:00pm (sial lagi) bayangkan sudah
nginap semalaman kami harus nunggu lagi sampai sore selama ±12
jam, akhirnya sambil nunggu kamipun jalan2 ke alun-alum purworejo karena
bertepatan dengan acara karnafal, dan ini fotonya:
Dan alhamdulillah pada hari jum’at 29/8/2014 10:00am
kami sampai di jambi ,dan sekarang aku siap menjadi mahasiswa yang baik dan
patuh pada dosen dan menjadi santri baru lagi di pondok baru. N see you nexs
week.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar